Jangan Salah Ambil, Ini Manfaat, Risiko, dan Contoh Utang Jangka Panjang

Manfaat, risiko, dan contoh utang jangka panjang (Foto:123rf.com)
Manfaat, risiko, dan contoh utang jangka panjang (Foto:123rf.com)

Utang adalah hal lumrah dalam memenuhi utang usaha. Utang bisa digunakan sebagai dana talangan, ketika membutuhkan dana. Bukan hanya individu, perusahaan, bahkan pemerintah juga memiliki utang.

 Utang, baik jangka pendek, jangka menengah, ataupun jangka panjang tidak selalu membawa reputasi buruk. Sebuah perusahaan mungkin mencari utang karena salah pengelolaan dana, sehingga membutuhkan uang untuk menutupi operasionalnya. Tapi, bisa juga sebuah perusahaan mencari utang untuk berinvestasi, mengembangkan usaha, dan diversifikasi terukur. Di sini, kamu bisa melihat, ada utang untuk konsumsi, ada juga utang produktif yang dimanfaatkan untuk memperbesar skala usaha. 

 Dari jangka waktu pelunasan utang atau tenor, utang dibagi menjadi tiga bagian, yaitu utang jangka pendek, utang jangka menengah, dan utang jangka panjang. Nah, untuk mencari tahu seperti apa utang jangka panjang, simak penjelasan berikutnya. 

Pengertian Utang Jangka Panjang

defisi utang jangka panjang
Pengertian utang jangka panjang

Utang jangka panjang adalah kewajiban keuangan yang yang masa jatuh tempo pelunasannya lebih dari 12 bulan. Utang jangka panjang bisa berlangsung antara 5 hingga 30 tahun. 

Perbedaan utang jangka panjang dan utang jangka pendek yaitu, utang jangka pendek berusia 12 bulan atau kurang dari itu. Sedangkan utang jangka menengah, biasanya memiliki tenor sekitar 3 tahun. 

Keunggulan utang jangka panjang adalah tenornya yang panjang. Dengan waktu pelunasan yang panjang, bunga yang dibebankan kepada utang tersebut bisa lebih rendah. Dengan begitu, pembayaran cicilan dan bunganya setiap bulan lebih terjangkau. 

Utang jangka panjang bisa dimiliki oleh siapa saja. Baik individu, perusahaan, maupun pemerintah. Pihak pemberi uang (kreditur) bisa dari manapun, mulai dari masyarakat, investor, maupun perusahaan jasa keuangan.  

Contoh Utang Jangka Panjang

1. Utang hipotek

Hipotek adalah utang dengan jaminan aset tetap tidak bergerak seperti tanah, bangunan, mesin, pabrik, sertifikat tanah. Utang dengan jaminan bernilai besar ini biasanya memiliki jatuh tempo atau pelunasan jangka panjang. 

Peminjam dana akan mengembalikan uang tersebut dengan cara mengangsur atau mencicil bersama dengan bunganya. Jika peminjam dana tidak bisa memenuhi kewajibannya pada waktunya, maka pemberi utang dapat menjual aset tersebut sebagai ganti pelunasan utang.

Salah satu contoh utang hipotek adalah Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Jatuh tempo KPR biasanya 5 tahun - 20 tahun. Aset yang menjadi jaminan dari KPR ini adalah rumah itu sendiri. Jika debitur tidak bisa meneruskan pembayaran kredit, maka pihak bank akan menyita rumah tersebut. 

 2. Utang obligasi

Obligasi adalah salah satu bentuk surat utang. Surat utang ini diterbitkan oleh perusahaan atau korporasi yang memerlukan uang. Dengan obligasi atau surat utang, perusahaan berjanji untuk membayar bunga dan mengembalikannya dalam periode tertentu. 

Berbeda dengan mencari pinjaman dari bank yang syaratnya ditentukan oleh bank, perusahaan penerbit obligasi menentukan sendiri bunga, waktu pembayaran bunga, dan waktu pelunasan yang tertera di dalam prospektus obligasi. Investor yang tertarik dengan tawaran tersebut dapat memberi pinjaman kepada perusahaan penerbit dengan cara membeli obligasinya. 

Obligasi bisa berjangka pendek maupun jangka panjang. Tenor obligasi biasanya 1 tahun, 3 tahun, 5 tahun, dan 10 tahun, 20 tahun, sampai 30 tahun. Obligasi berjangka waktu panjang adalah yang bertenor di atas 5 tahun.

Contoh utang obligasi:

Obligasi korporasi: Perusahaan A membutuhkan dana Rp 30 miliar untuk membangun pabrik baru dan menambah mesin produksi. Karena selama ini perusahaan A tercatat sebagai debitur yang baik dengan rating utang baik, perusahaan percaya diri menawarkan obligasi korporasi senilai Rp 30 miliar dengan bunga lebih kecil daripada mencari pinjaman dari bank.

Obligasi pemerintah: Pemerintah membutuhkan sejumlah dana untuk menambah dana APBN. Salah satu sumber pemerintah mencari dana adalah dari masyarakat. Dengan tujuan itu, pemerintah biasanya menerbitkan Obligasi Ritel Indonesia (ORI), Obligasi Tabungan Ritel (Saving Bond Retail/ SBR), Sukuk Tabungan (ST), Sukuk Ritel (Sukri).

3. Long term notes

Long term notes atau surat utang jangka panjang menyerupai obligasi. Hanya saja, jika obligasi akan melibatkan banyak investor karena melalui penawaran umum, maka Long term notes bisa dilakukan dengan beberapa pihak yang lebih sedikit. 

Meskipun namanya adalah long-term notes, jangka waktu pelunasan utang ini biasanya hanya sampai 5 tahun. Bunga yang ditawarkan oleh perusahaan penerbit Long-term notes umumnya lebih besar ketimbang obligasi. 

4. Jaminan pensiun

Jaminan pensiun biasanya dibayarkan oleh peserta saat masih bekerja kepada pemberi kerja dengan tujuan dibayarkan kembali kepada mereka saat pensiun. Karena harus menunggu sampai waktu pensiun, maka ini masuk dalam kewajiban jangka panjang.

 5. Kewajiban (lease). 

Lease merupakan kewajiban sewa di mana penyewanya berjanji membayarkan kewajiban untuk jangka panjang.  

Manfaat Utang Jangka Panjang 

Manfaat dan risiko utang jangka panjang
Manfaat dan risiko utang jangka panjang

Utang jangka panjang memiliki keuntungan bagi perusahaan. Berikut manfaatnya.

  • Jaminan dengan aset yang diutangkan

Saat memiliki utang jangka panjang, aset yang dijaminkan adalah aset yang diutangkan. Dengan begitu, perusahaan tidak perlu berisiko kehilangan aset yang sebelumnya sudah dimiliki sebagai jaminan. 

  • Memiliki cicilan lebih rendah

Manfaat utang jangka panjang adalah cicilan yang lebih kecil setiap bulannya, sehingga lebih terjangkau bagi debitur. 

  • Memiliki bunga lebih rendah

Utang jangka panjang biasanya memiliki bunga lebih rendah. Ini karena bunga bisa didistribusikan kepada jangka waktu pembayaran yang panjang.

Risiko Utang Jangka Panjang 

Utang selalu memiliki risiko, sehingga individu atau perusahaan yang memiliki utang harus mengelola keuangannya dengan baik. 

  • Risiko gagal bayar

Risiko gagal bayar adalah ketika debitur tidak bisa membayar lagi cicilannya atau melunasi utangnya. Jika hal ini terjadi, maka kreditur dapat menyita aset untuk dilelang sebagai pengganti pelunasan. 

  • Penurunan usaha

Karena utang berlangsung untuk jangka panjang, debitur harus memastikan bahwa usahanya tetap berjalan dengan baik untuk jangka panjang pula agar tetap dapat membayar kewajiban utangnya. 

  • Terbebani utang jangka panjang

Utang jangka panjang akan menjadi beban perusahaan. Setiap penjualan yang dilakukan harus dikurangi dengan utang sebelum dapat dinikmati hasilnya. Debitur juga harus memastikan memiliki kecukupan kas setiap bulannya untuk membayar cicilan, sehingga tidak terjadi gagal bayar. 

  • Reputasi buruk

Utang tidak selalu buruk. Tetapi, utang yang buruk dapat membawa reputasi individu atau perusahaan menjadi buruk juga. Reputasi utang yang buruk bisa tercatat di Sistem Layanan Informasi Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (SLIK OJK). Jika masuk dalam daftar hitam, maka kecil kemungkinan debitur bisa mendapatkan kembali utang di tempat lainnya. 

Kesimpulan

Demikian pembahasan utang jangka panjang bagi individu, perusahaan, maupun pemerintah. Utang jangka panjang memiliki keuntungan pembayaran cicilan yang lebih terjangkau. Utang jangka panjang juga bisa digunakan untuk pengembangan usaha atau modal investasi untuk jangka panjang.

Namun, debitur harus memastikan memiliki kecukupan kas untuk memenuhi kewajibannya. Apalagi, utang jangka panjang dijamin dengan aset. Gagal bayar bisa menyebabkan debitur kehilangan asetnya. Asalkan debitur mengelola keuangan dan usaha dengan baik, utang jangka panjang bukanlah momok yang menakutkan. Jadi, jangan khawatir mengambil utang jangka panjang untuk mengembangkan aset usahamu.