
Bagaimana rasanya menagih utang, tapi yang ditagih lebih galak? Tentu gondok dan tidak enak rasanya. Agar hal tersebut tidak terjadi di kamu, maka kamu perlu mengetahui ciri-ciri orang yang susah bayar utang. Orang dengan ciri-ciri ini wajib dihindari agar tidak ada masalah di kemudian hari.
Memang, meminjamkan uang kepada yang membutuhkan adalah sesuatu yang baik. Namun, meminjamkan uang tentu harus dengan perhitungan. Ada baiknya kamu mengenali ciri-ciri orang yang susah bayar utang.
Mengenali orang dengan ciri-ciri susah bayar utang bukan suudzon, loh. Setiap orang tentu harus memperhatikan risiko yang bisa mengganggu stabilitas keuangannya, termasuk ketika membuat pengeluaran untuk orang lain dalam bentuk pinjaman. Apalagi jika nilai pinjaman tidak kecil, sehingga uang yang tidak kembali bisa mengganggu uang kas kamu.
Seperti namanya, utang adalah adalah pinjaman uang yang harus dikembalikan. Jadi, kamu berhak mendapatkan uang kembali dari si peminjam. Jangan salah, ketika kamu tegas dengan utang pun, kamu membantu si peminjam mendisiplinkan keuangannya.
Salah satu cara agar uang kamu bisa kembali yaitu dengan mempertimbangkan kemampuan si peminjam membayar utangnya. Agar terhindar dari calon debitur macet, yuk, kenali ciri-ciri orang yang susah bayar utang dan bagaimana menghadapi peminjam seperti ini.
Ciri-ciri orang susah bayar utang

Ada berbagai alasan yang membuat peminjam sulit mengembalikan utangnya. Kalau kamu bertemu dengan peminjam uang dengan ciri-ciri berikut, waspadalah dengan risiko yang lebih tinggi karena berpotensi mangkir dari utang. Kamu perlu mempertimbangkan masak-masak keputusan memberikan pinjaman ketika bertemu dengan orang-orang dengan kebiasaan berikut:
-
Tidak mengendalikan konsumsi
Salah satu ciri orang yang susah bayar utang adalah orang-orang yang sulit mengendalikan konsumsinya. Kamu bisa memperhatikan kebiasaan orang tersebut sering membeli barang-barang yang tidak diperlukan, sehingga pengeluarannya tidak terkendali.
-
Orang yang sulit berhemat
Hampir mirip dengan orang yang tidak mengendalikan konsumsi, namun orang yang tidak suka berhemat belum tentu sering belanja barang yang tidak diperlukan. Bisa jadi mereka selalu memilih barang premium meskipun kondisi keuangan sedang pas-pasan dan enggan mencari alternatif lebih murah. Alhasil, daripada menyimpan sebagian dana agar dapat membayar sebagian utang, mereka selalu kehabisan uang.
-
Orang yang tidak memiliki anggaran keuangan bulanan
Ketika seseorang berniat melunasi utang, biasanya akan mengatur anggaran keuangan sebaik-baiknya. Mereka akan menghitung dengan cermat pemasukan dan pengeluaran. Mereka tidak ingin, pembayaran utang tidak mengganggu stabilitas keuangan. Sehingga, orang-orang yang tidak memilik anggaran keuangan bisa jadi adalah orang-orang yang kesulitan juga membayar kewajiban utangnya.
-
Mengandalkan bantuan orang lain
Orang seperti ini mungkin mengandalkan orang lain untuk membantu keuangannya. Misalnya, membantu keluarga atau teman melunasi utangnya, atau berharap ada rejeki nomplok yang akan membantu kondisi keuangannya stabil. Padahal, mengatur keuangan adalah kedisiplinan setiap orang, berapapun pemasukan yang dimilikinya.
-
Kondisi membaik tetapi tidak ada niat membayar
Kamu tahu kondisi orang tersebut membaik. Misalnya, ketika melihat sosial media, dia sudah mulai pamer belanja-belanja, travelling, atau apapun yang menjadi indikator keuangan stabil. Tapi, ketika dia tidak mendatangi kamu untuk membayar utangnya yang sudah jatuh tempo, ini bisa jadi sinyal dia tidak niat membayar utangnya. Kalau begini, kamu perlu melakukan inisiatif untuk meminta kembali uang kamu setelah lewat jatuh tempo.
-
Orang yang sengaja melakukan pembayaran minimum
Biasanya, di kartu kredit ada pembayaran minimum yang harus dipenuhi. Opsi ini bisa digunakan ketika seseorang benar-benar belum bisa membayar utangnya tetapi tidak ingin terkena denda besar. Namun, berbeda halnya dengan orang-orang yang sengaja membayarkan utangnya dengan nilai minimum. Kemungkinan mereka tidak cukup khawatir bahwa utang yang tersisa akan menumpuk makin besar, sehingga makin sulit melunasinya.
-
Orang yang membiarkan tagihan utang menumpuk
Orang yang membiarkan tagihan utang menumpuk memperlihatkan tidak berkomitmen membayar utang. Mereka terlihat tidak risih ketika utang belum dilunasi.
-
Orang yang gemar gali lubang tutup lubang
Seseorang yang meminta bantuan pinjaman kepada kamu mungkin beralasan untuk menutup pinjaman sebelumnya. Jika alasan ini sering dilontarkan peminjam tersebut, ada kemungkinan, orang tersebut memiliki ciri-ciri orang yang susah bayar utang.
Mengatasi orang yang sulit bayar utang

Ketika ada orang meminjam, mungkin kamu ingin meminjamkannya namun terkendala risikonya. Kamu khawatir bertemu dengan orang yang susah membayar utang dan uang tidak kembali. Kamu perlu memfilter permintaan pinjaman uang tersebut agar lebih tenang.
1. Menanyakan dengan cermat tujuan penggunaan dana
Cara pertama menghindari peminjam dengan ciri-ciri susah bayar utang yaitu dengan menanyakan maksud berutang dengan cermat. Kamu juga bisa menanyakan alasan seseorang dalam keadaan terimpit secara sopan.
Jika salah satu alasan di atas menjadi penyebabnya, kamu perlu mempertimbangkan masak-masak meminjamkan uang kepada si calon peminjam. Yang paling penting ditanyakan juga yaitu dari mana sumber pengembalian uang. Ini untuk memberi kepastian besarnya peluang uang dikembalikan.
2. Meminta waktu untuk membuat keputusan
Ketika mendapatkan permintaan pinjaman uang, hindari membuat keputusan secara langsung. Mintalah waktu untuk memikirkan untuk membuat keputusan. Dengan begitu, kamu bisa berpikir lebih objektif untuk membuat keputusan. Keputusan yang kamu buat, bisa merupakan keputusan meminjamkan atau menolak permintaan tersebut.
Yang perlu diingat, jangan memberikan janji yang tidak bisa dipenuhi. Misalnya, kamu berjanji memberikan keputusan esok harinya. Apapun keputusan yang kamu buat, tetap beritahu si peminjam. Bisa jadi, dia memang dalam keadaan terdesak membutuhkan dana, sehingga bisa mencari bantuan alternatif lainnya dalam waktu segera.
3. Membuat surat perjanjian utang piutang
Agar meminjamkan uang lebih tenang, kamu bisa membuat surat perjanjian utang piutang dengan si peminjam utang. Surat perjanjian ini mencantumkan mengenai besaran pinjaman dan jatuh tempo, sehingga menjadi bukti ada transaksi pinjam meminjam.
Surat perjanjian ini juga sah di depan hukum sebagai alat bukti di pengadilan. Karena itu, dengan surat ini, peminjam bisa lebih berkomitmen dalam membayar utangnya.
4. Menolak memberikan pinjaman
Jika kamu sudah yakin orang tersebut susah membayar utangnya, kamu bisa menolak permintaan mereka. Tolaklah permintaan tersebut dengan sopan. Kamu bisa menjelaskan alasan menolak permintaan mereka.
5. Memberi alternatif bantuan
Membantu tidak selalu dengan pinjaman dana. Jika kamu tetap ingin membantu si peminjam uang, kamu bisa memberikan alternatif bantuan. Misalnya, menyarankan dia menjual barang yang tidak produktif atau barang nganggur miliknya. Kamu bisa ikut membantu mempromosikan juga di akun-akun sosial media kamu. Kamu juga bisa membantu dengan mencarikan penghasilan tambahan.
6. Hilangkan rasa bersalah
Ketika menolak permintaan pinjaman, mungkin kamu merasa bersalah karena tidak bisa membantu si peminjam. Namun, tidak selalu meminjamkan uang dapat menyelesaikan masalah. Jika mengganggu keuangan kamu, artinya sedang mendatangkan masalah baru untuk kamu.
7. Ikhlaskan pinjaman
Jika kamu sudah tahu si peminjam merupakan orang yang susah membayar pinjaman, tetapi kamu ingin membantu, maka kamu bisa memberikan pinjaman tanpa mengharapkan uang kembali. Kamu bisa memberikan pinjaman dengan jumlah yang tidak akan mengganggu stabilitas keuangan kamu andai uang tersebut tidak kembali.
Kesimpulan
Demikian ciri-ciri orang yang susah membayar utang dan bagaimana harus bersikap jika mereka mendatangi kamu. Memberikan bantuan dengan meminjamkan uang kepada seseorang adalah hal yang baik. Namun, bantuan ini perlu diberikan dengan perhitungan.
Pemberian pinjaman selalu disertai risiko uang tidak dikembalikan. Jika kamu bertemu dengan orang yang komitmen untuk membayar utangnya, maka risiko meminjamkan uang ke orang tersebut rendah. Tetapi, jika sudah bertemu dengan orang yang susah bayar utang, maka risiko uang kembali menjadi lebih besar.
Karena itu, kamu perlu mengenali ciri-ciri orang tersebut. Membantu mereka tidak selalu dengan pinjaman dana. Masih ada alternatif lain untuk membantu mereka. Semoga bermanfaat.